PENGERTIAN
KALIMAT EFEKTIF
Kalimat
efektif adalah kalimat yang dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis serta
dapat diterima maksudnya atau arti serta tujuannya seperti yang di maksud
penulis atau pembicara. Kalimat efektif juga merupakan kalimat yang padat,
singkat, jelas, lengkap, dan dapat menyampaikan informasi secara tepat.
· Jelas : berarti mudah dipahami oleh
pendengar atau pembaca.
· Singkat : berarti hemat dalam
pemakaian atau pemilihan kata-kata.
· Tepat : berarti sesuai dengan kaidah
bahasa yang berlaku.
Kalimat
dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan, gagasan, perasaan,
maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis.
v
SYARAT-SYARAT KALIMAT EFEKTIF
1.
KESATUAN GAGASAN
Kesatuan
gagasan adalah terdapatnya satu ide pokok dalam sebuah kalimat. Kesatuan
gagasan memiliki subyek, predikat, serta unsur-unsur lain ( O/K) yang saling
mendukung serta membentuk kesatuan tunggal.
Contoh:
Berdasarkan
agenda sekretaris manajer personalia akan memberi pengarahan kepada pegawai
baru.
2.
KEPARALELAN ATAU KESEJAJARAN
Keparalelan
atau kesejajaran bentuk adalah terdapatnya unsur-unsur yang sama derajatnya,
sama pola atau susunan kata dan frasa yang dipakai di dalam kalimat. Memiliki
kesamaan bentukan/imbuhan. Bila bentuk pertama menggunakan nomina, bentuk kedua
dan seterusnya juga harus menggunakan nomina. Maksudnya jika bagian kalimat itu
menggunakan kata kerja berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus
menggunakan di- pula.
Contoh:
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
Kalimat
tersebut tidak memiliki kesejajaran antara predikat-predikatnya. Yang satu
menggunakan predikat aktif, yakni imbuhan me-, sedang yang satu lagi
menggunakan predikat pasif, yakni menggunakan imbuhan di-.
Kalimat
itu harus diubah menjadi :
1.
Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan
2.
Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
3.
KEHEMATAN
Kehematan
adalah upaya menghindari pemakaian kata yang tidak perlu, sehingga kata dalam
sebuah kalimat menjadi lebih padat dan berisi. Penggunaan kata yang berlebih
hanya akan mengaburkan maksud kalimat.
Menghemat
kata dapat dilakukan dengan cara:
Ø Menghilangkan pengulangan subyek.
Contoh
: Karena ia tak diundang, dia tidak datang ke pesta itu.
Mestinya
menggilangkan kata ia.
Ø Menghindarkan pemakaian superordinat pada
hiponimi kata.
Contoh:
Mira adalah gadis yang memakai baju warna merah.
Mestinya
menggilangkan kata warna.
Ø Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
Contoh: Jangan naik ke atas karena licin.
Mestinya
menghilangkan kata ke atas.
Ø Kehematan dengan tidak menjamakkan kata yang
sudah jamak.
Contoh
: Ia mengambil semua jeruk-jeruk yang masih ada di meja.
4.
PENEKANAN
Penekanan
merupakan perlakuan khusus pada kata tertentu dalam kalimat sehingga
berpengaruh terhadap makna kalimat secara keseluruhan. Kalimat yang dipentingkan
harus diberi penekanan.
Ada
beberapa cara penekanan dalam kalimat:
Ø Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan
cara meletakkan bagian yang penting di depan kalimat.
Contoh
:
1.
Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan
lain
2.
Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.
Ø Menggunakan partikel; penekanan bagian
kalimat dapat menggunakan partikel –lah, -pun, dan –kah.
Contoh
:
1.
Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu.
2.
Kami pun turut dalam kegiatan itu.
3.
Bisakah dia menyelesaikannya?
Ø Menggunakan repetisi, yakni dengan
mengulang-ulang kata yang dianggap penting.
Contoh
:
Dalam
membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua
dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap
saling memahami antara satu dan lainnya.
Ø Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan
kata yang bertentangan atau berlawanan makna/maksud dalam bagian kalimat yang
ingin ditegaskan.
Contoh
:
1.
Anak itu tidak malas, tetapi rajin.
2.
Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total dan
menyeluruh.
5.KEVARIASIAN
Untuk
menghindari kebosanan dan keletihan saat membaca, diperlukan variasi dalam
teks. Ada kalimat yang dimulai dengan subyek, predikat atau keterangan. Ada
kalimat yang pendek dan panjang.
a).
Cara memulai
Subyek
pada awal kalimat.
Dengan
adanya subyek pada awal kalimat, maka kalimat-kalimat akan berubah nadanya.
- Untuk menyatakan kepastian digunakan
kata: pasti, pernah, tentu, sering, jarang, kerapkali, dan sebagainya.
- Untuk menyatakan ketidakpastian
digunakan : mungkin, barangkali, kira-kira, rasanya, tampaknya, dan sebagainya.
- Untuk menyatakan kesungguhan
digunakan: sebenarnya, sesungguhnya, sebetulnya, benar, dan sebagainya.
b).
Panjang-pendek kalimat.
Tidak
selalu kalimat pendek mencerminkan kalimat yang baik atau efektif, kalimat
panjang tidak selalu rumit. Akan sangat tidak menyenangkan bila membaca
karangan yang terdiri dari kalimat yang seluruhnya pendek-pendek atau
panjang-panjang. Dengan menggabung beberapa kalimat tunggal menjadi kalimat
majemuk setara terasa hubungan antara kalimat menjadi lebih jelas, lebih mudah
dipahami sehingga keseluruhan paragraf merupakan kesatuan yang utuh.
c).
Jenis kalimat.
Biasanya
dalam menulis, orang cenderung menyatakannya dalam wujud kalimat berita. Hal
ini wajar karena dalam kalimat berita berfungsi untuk memberi tahu tentang
sesuatu. Dengan demikian, semua yang bersifat memberi informasi dinyatakan
dengan kalimat berita. Tapi, hal ini tidak berarti bahwa dalam rangka memberi
informasi, kalimat tanya atau kalimat perintah tidak dipergunakan, justru variasi
dari ketiganya akan memberikan penyegaran dalam karangan.
d).
Kalimat aktif dan pasif.
Selain
pola inversi, panjang-pendek kalimat, kalimat majemuk dan setara, maka pada
kalimat aktif dan pasif dapat membuat tulisan menjadi bervariasi.
e).
Kalimat langsung dan tidak langsung.
Biasanya
yang dinyatakan dalam kalimat langsung ini adalah ucapan-ucapan yang bersifat
ekspresif. Tujuannya tentu saja untuk menghidupkan paragraf. Kalimat langsung
dapat diambil dari hasil wawancara, ceramah, pidato, atau mengutip pendapat
seseorang dari buku.
6.KELOGISAN
Kelogisan
maksudnya bahwa suatu kalimat harus mudah dipahami dan penulisannya harus
sesuai dengan ejaan yang berlaku. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam
kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh
: Waktu dan tempat saya persilakan.
Kalimat
diatas tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati
yang tidak dapat dipersilakan. Kalimat tersebut harus diubah misalnya ;
Bapak
penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.
SCAN
kalimat efektif di koran :
Disini
saya mau mengubah kalimat tidak efektif pada koran menjadi kalimat efektif,
maaf-maaf kalo salah hehe. Ini dia :
-Tahun
2011 terdapat satu orang polisi yang bunuh diri di Sumatra Utara,
-
Dari kasus bunuh diri yang dilakukan anggota polri terlihat betapa beratnya
beban psikologis seseorang polisi.
-
Tekanan tugas dilapangan yang cukup berat dan terkadang harus 24 jam berada
dilapangan.
Dan
Letak pokok kalimatnya terdapat di Akhir alinea atau yang disebut Induktif
(terdapat di dalam alinea ke 4)
data koran harus jelas di ambil dari mana
BalasHapusData koran jelas diambil dimana?
BalasHapus