TEORI PRODUSEN
1 . Teori produsen /
tingkah laku produsen dianalisis dengan berapa cara ? sebutkan & jelaskan !
Dalam
ilmu ekonomi, teori produsen dianalisis
& dibedakan pada dua
pendekatan, yaitu :
Ø Teori
Produksi dengan Satu Faktor Berubah
Teori
produksi menggambarkan tentang hubungan antara tingkat
produksi suatu barang
dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk
menghasilkan berbagai tingkat
produksi barang tersebut. Dengan demikian
dalam analisis
faktor-faktor lainnya dianggap tetap.
Ø Teori
Produksi dengan Dua Faktor Berubah
Teori
produksi menggambarkan tentang hubungan antara tingkat
produksi suatu barang
dengan dua jenis faktor produksi (tenaga kerja dan
modal) dapat diubah
yang digunakan untuk menghasilkan berbagai tingkat
produksi yang
tersebut.
2 . Apa yang dimaksud
dengan biaya produksi ? Ada berapa macam ?
Biaya Produksi adalah biaya yang harus dikeluarkan
pengusaha atau produsen untuk membeli faktor-faktor produksi dengan tujuan
menghasilkan output atau produk. Faktor-faktor produksi itu sendiri adalah
barang ekonomis (barang yang harus dibeli karena mempunyai harga) dan termasuk
barang langka (scarce), sehingga untuk mendapatkannya membutuhkan pengorbanan
berupa pembelian dengan uang.
Biaya
produksi tergantung sepenuhnya pada dua hal yaitu sebagai berikut :
1. Harga Input/harga faktor-faktor
produksi. Semua barang dan jasa yang diperlukan
untuk memproduksi suatu produk dibeli dengan uang, sehingga mempunyai harga.
Contohnya bahan baku mentah, bahan baku setengah jadi, gaji pegawai, upah
buruh, dan sebagainya.
2. Efisiensi perusahaan yang bersangkutan dalam
mempergunakan inputnya atau faktor
produksinya. Dua perusahaan yang memiliki input sama persis, namun yang satu bekerja dengan lebih efisien dari
perusahaan yang lainnya, maka perusahaan yang efisien itulah yang lebih bisa
menekan biaya produksinya.Efisien adalah prinsip kerja yang mampu menghasilkan
banyak output/produk dalam waktu yang singkat atau tidak terlalu menghabiskan
banyak waktu.
Biaya
produksi perlu diketahui dalam menentukan beberapa aspek seperti berikut,
1. Untuk melukiskan tingkah laku aktual
perusahaan.
2. Untuk dapat meramalkan tingkah laku
perusahaan dalam menghadapi
perubahan-perubahan kondisi yang
dihadapi.
3. Untuk membantu perusahaan dalam menentukan
usaha untuk mencapai laba maksimum.
4. Untuk memberikan nilai bagaimana cara
perusahaan mengelola sumber
(resources/faktor produksi/input).
Sumber-sumber biaya
produksi adalah sebagai berikut,
1. Sumber-sumber Tetap (Fixed Resources)
Sumber-sumber tetap
adalah sumber/input/bahan yang jumlahnya tetap
sekalipun jumlah
output/produk yang dihasilkan bertambah ataupun berkurang.
Contoh : tanah,
bangunan, mesin, dan sebagainya.
2. Sumber-sumber
Variabel (Variable Resources)
Sumber-sumber variabel
adalah sumber/input yang jumlahnya berubah-ubah
sesuai perubahan nilai
output. Artinya, input akan bertambah jika output yang
dihasilkan bertambah,
dan akan berkurang jika output yang dihasilkan
berkurang.
Contoh : bahan baku,
penambahan karyawan baru, keterbatasan karyawan, dan sebagainya.
3 . Bagaimana cara
meentukan laba / keuntungan ?
1. Menghitung Harga Pokok
Penjualan (HPP) / Modal Pokok
Cara menghitung modal
pokok penjualan dapat dijelaskan. Perhitungan modal pokok
merupakan hal pertama yang harus dilakukan untuk mengetahui keuntungan usaha
selanjutnya.
Contoh:
HPP per porsi mi ayam adalah Rp1.500 . Harga pokok
penjualan sebuah burger adalah sebesar Rp1.400 per buah.
2. Menentukan Harga Jual
Menentukan harga jual
bergantung pada keinginan pemilik dan segmentasi pasarnya.
Contoh:
Kali ini harga jual ditentukan dari harga yang umum
di pasaran. Harga pasaran umum mi ayam adalah Rp5.000 dan harga pasaran untuk
burger adalah Rp6.000.
3. Menghitung Keuntungan Kotor
Keuntungan kotor adalah
hasil keuntungan dari perhitungan penjualan dikurangi modal pokok akan tetapi
belum dikurangi biaya operasional.
Keuntungan kotor = Penjualan per buah/porsi — Modal
Pokok
Keuntungan kotor/hari = Total penjualan/hari/bulan
— Total modaI pokok atau per bulan
Contoh:
Usaha Burger
Keuntungan burger/buah = Rp6.000 – Rp 1.400 =
Rp4.600/buah
Bila sehari rata-rata dapat menjual 20 buah burger,
berapa keuntungan kotor yang diperoleh setiap hari dan setiap bulannya?
Keuntungan burger 20 buah/hari adalah = Rp4.600 x
20 = Rp92.000/hari
Keuntungan burger rata-rata/bulan adalah = Rp92.000
x 30 = Rp2.760.000
Usaha Mi Ayam
Keuntungan Mi ayam/porsi Rp5.000 — Rp1.500 =
Rp3.500/buah
Bila sehari rata-rata dapat menjual 50 porsi mi
ayam, berapa keuntungan kotor yang diperoleh setiap hari dan setiap bulannya?
Keuntungan mi ayam porsi/hari adalah Rp3.500 x 50 =
Rp175.000/hari
Keuntungan mi ayam rata-rata/bulan adalah =
Rp175.000 x 30 = Rp5.250.000
4. Menghitung Total Biaya
Operasional
Biaya operasional usaha adalah
biaya-biaya lain yang dibutuhkan untuk usaha selain bahan baku. Biaya operasional antara lain:
• Biaya Bahan bakar (gas)
• Biaya upah tenaga kerja
• Komisi per buah untuk tenaga keliling (bila ada)
• Biaya transportasi
• Biaya rekening listrik (jika ada)
• Biaya rekening air (bila ada)
• Biaya kerusakan produk, atau sisa yang tidak
terjual.
Contoh:
Bila sebulan usaha burger membutuhkan 2 tabung
gas 3 kg dan upah tenaga kerja, biaya ongkos belanja Rp10.000 setiap 2
hari dan total perhitungan sisa yang tidak terjual 10 buah setiap bulannya.
Maka berapa total biaya operasional burger setiap bulannya?
Perhitungannya adalah:
2 tabung gas @ Rp17.000 = Rp34.000
Gaji pembantu = Rp500.000
Ongkos 10.000 x 15 hari = Rp150.000
Sisa burger 10 x 1.400 = Rp14.000
Total biaya operasional/bulan = Rp698.000
5. Menghitung Keuntungan
Bersih
Keuntungan bersih adalah
hasil keuntungan yang sudah dikurangi seluruh biaya operasional.
Cara perhitungannya
adalah:
Keuntungan Bersih = Total
Keuntungan Kotor/Bulan - Total Biaya Operasional Setiap Bulan
Contoh:
Dengan total keuntungan kotor usaha burger
Rp2.760.000 setiap bulan dan biaya operasional setiap bulan Rp698.000. Berapa
keuntungan bersih yang dihasilkan usaha burger tersebut?
Keuntungan bersih/bulan = Rp2.760.000 — Rp698.000 =
Rp2.062.000
Alokasi Hasil Keuntungan Bersih
Keuntungan bersih memang mutlak menjadi hak pemilik usaha, tapi akan lebih baik bila hasil keuntungan bersih juga ada pengelolaannya sehingga usaha Anda akan terasa lebih sehat. Akan tetapi Anda sendiri yang berhak menentukan, pertimbangannya bila semakin besar persentase pengembalian modal investasi maka usaha akan lebih cepat balik modal (BEP). Perkecil persentase kebutuhan konsumtif di awal usaha karena persentase untuk konsumtif bisa lebih besar ketika pengembalian modal investasi sudah selesai (BEP).
Keuntungan bersih memang mutlak menjadi hak pemilik usaha, tapi akan lebih baik bila hasil keuntungan bersih juga ada pengelolaannya sehingga usaha Anda akan terasa lebih sehat. Akan tetapi Anda sendiri yang berhak menentukan, pertimbangannya bila semakin besar persentase pengembalian modal investasi maka usaha akan lebih cepat balik modal (BEP). Perkecil persentase kebutuhan konsumtif di awal usaha karena persentase untuk konsumtif bisa lebih besar ketika pengembalian modal investasi sudah selesai (BEP).
terima kasih sangat membantu
BalasHapus